Sebelum
membaca tulisan ini, perlu penulis sampaikan bahwa tulisan ini hanya asumsi
pribadi dari penulis, yang mungkin bisa bertentangan dengan asumsi dari para pembaca sekalian. Tulisan ini tidak
untuk mendiskreditkan atau membangga-banggakan etnis tertentu, karena sekali
lagi tulisan ini hanyalah asumsi atau pendapat pribadi dari penulis.
Rangkaian
perayaan bulan Bahasa & Budaya Tahun 2021, di lingkup Gereja Masehi Injili
di Timor (GMIT) telah berakhir pada tanggal 31 Mei 2021. Selama kurang lebih 5
minggu, dalam 7 kali kebaktian (5 kali kebaktian hari Minggu, 1 kali
kebaktian kenaikan Yesus Kristus dan 1 kali kebaktian syukur pentakosta),
seluruh gereja yang tergabung di dalam Gereja Masehi Injili di Timor
melaksanakan kebaktian dalam nuansa etnis yakni menggunakan bahasa dan budaya di
dalam kebaktian untuk memuliakan Tuhan. Jemaat Yarden Labat, sebagai bagian
dari GMIT turut melaksanakan kegiatan bulan Bahasa & Budaya dalam 6 kali
kebaktian (kebaktian syukur pentakosta dilaksanakan di rayon masing-masing).
Sedikit
gambaran tentang Jemaat Yarden Labat, Jemaat Yarden Labat merupakan jemaat yang
majemuk. Jemaat Yarden Labat terdiri dari beberapa suku yang besar (dari
segi jumlah Kepala Keluarga/ Anggota Jemaat) yakni Sabu, Timor & Alor
dan juga beberapa suku yang kecil yakni Rote, Sumba, Jawa dan batak, yang
tersebar di 8 rayon pelayanan. Sebagian besar Suku Sabu berada di wilayah
pelayanan Rayon II dan III, suku Timor berada di wilayah pelayanan Rayon IV dan
VI, suku Alor berada di wilayah pelayanan Rayon I dan VIII, sedangkan suku-suku
kecil tersebar di wilayah pelayanan Rayon V dan VII.
Kembali ke pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya, GMIT Yarden Labat memulai perayaan bulan Bahasa & Budaya dengan etnis Alor, di susul etnis Timor dan dilanjutkan dengan Etnis Sabu. Tiga suku besar mengawali 3 minggu pertama pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya di GMIT Yarden Labat. Tentunya tidak sulit untuk ketiga etnis ini mempersiapkan dan menampilkan bahasa dan budayanya dalam kebaktian, karena jumlah Kepala Keluarga/ Anggota Jemaat yang cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari suksesnya pelaksanaan kebaktian dalam nuansa ketiga etnis ini. Suku Alor, Timor dan Sabu, dengan mudah menampilkan bahasa dan budayanya dalam kebaktian pada tanggal 2 Mei 2021, 9 Mei 2021 dan 13 Mei 2021.
Home »
Terkini
» “KAMI KECIL TAPI MAMPU”…..SEMUA UNTUK KEMULIAAN TUHAN….(Catatan kecil dari pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Tahun 2021)…..
“KAMI KECIL TAPI MAMPU”…..SEMUA UNTUK KEMULIAAN TUHAN….(Catatan kecil dari pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Tahun 2021)…..
Pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Etnis Alor
Pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Etnis Sabu
Minggu
keempat dan minggu kelima menjadi tantangan tersendiri bagi etnis-etnis kecil
untuk terlibat dalam kebaktian. Apakah mereka yang kecil dapat mempersiapkan
dan menampilkan bahasa dan budayanya untuk dipakai dalam liturgi kebaktian. Terlebih
lagi setelah keberhasilan suku-suku besar menggunakan bahasa dan budayanya pada
tiga minggu berturut-turut. Penulis yang terlibat langsung dalam penyusunan
liturgi kebaktian (memodifikasi liturgi yang disiapkan Sinode GMIT dan
disesuaikan dengan kondisi Jemaat Yarden Labat) sempat kesulitan
memodifikasi liturgi untuk pelaksanaan kebaktian bulan Bahasa & Budaya
untuk minggu keempat dan minggu kelima. Sempat terpikirkan untuk liturginya
dibuat biasa-biasa saja, tanpa menggunakan bahasa daerah dari etnis-etnis kecil,
tanpa atraksi-atraksi tambahan dan lain sebagainya. Sempat terpikirkan juga
bahwa pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya menggunakan bahasa dan budaya dari
etnis-etnis kecil ini pasti akan berlangsung dengan biasa-biasa saja. Untuk
mencari jemaat terlibat dalam liturgi saja sudah sulit, apalagi menampilkan
atraksi-atraksi tambahan dan lain sebagainya. Namun apa yang dipikirkan penulis tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
Dengan keyakinan “KAMI KECIL
TAPI MAMPU”…..SEMUA UNTUK KEMULIAAN TUHAN…, suku-suku kecil mampu
menampilkan bahasa dan budayanya di dalam kebaktian pada minggu keempat dan
minggu kelima. Bahkan atraksi-atraksi tambahan saat prosesi antar persembahan dengan
menggunakan tarian Rote dan tarian dari batak juga dapat ditampilkan dengan sangat
baik. Melalui tekad dan keyakinan, suku-suku kecil ini mampu menghancurkan
semua pemikiran pesimis dari penulis tentang pelaksanaan bulan Bahasa &
Budaya pada minggu keempat dan minggu kelima. Suku-suku kecil mampu melengkapi
apa yang dilakukan suku-suku besar pada minggu-minggu sebelumnya, sehingga
pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya di GMIT Yarden Labat dapat dilaksanakan
dengan baik dan sangat bermakna.
Pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Etnis Rote
Pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Etnis Sumba, Batak dan Jawa
Di akhir dari pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya, dengan menampilkan keberagaman suku melalui liturgi kebaktian Multi Etnis, “Panggilan Beribadah” pada liturgi kebaktian Minggu, 30 Mei 2021 yang berbunyi :
“Jemaat Tuhan, di akhir dari pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya ini, Hikmat budaya telah mengajarkan tentang persatuan, Merajut kebersamaan dan menenun kebaikan, Di tengah tantangan materialistis dan individualistis menggoda kehidupan, siapakah yang tetap mampu menjadi saudara bagi sesamanya?".
menjadi pegangan bagi kita ditengah-tengah kemajemukan suku/ etnis.
Marilah menjadi saudara bagi sesama, marilah kita selalu bersatu walaupun berbeda suku. Marilah menggunakan bahasa dan budaya dari setiap suku/ etnis tidak saja untuk hal-hal duniawi, tetapi juga digunakan untuk memuliakan Tuhan. Sampai jumpa pada pelaksanaan bulan Bahasa & Budaya Tahun 2022. Tuhan Yesus memberkati dan melindungi kita semua……AMIN……
GMIT Yarden Labat
Mei 2021
Karna melayani adalah anugrah terinda dalam hidup 😇🙏
BalasHapus